Bantuan Mengalir untuk Kembar Siam

Bantuan Mengalir untuk Kembar Siam

\"DSC_1002\"CURUP, BE - Kondisi bayi kembar dempet (kembar siam) yang dirawat di ruang Mawar RSUD Curup mulai mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.  Jum\'at (17/5) Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dan Badan Amil Zakat memberikan bantuan masing-masing senilai Rp 5 juta dan Rp 2 juta untuk keluarga bayi, serta bantuan peralatan bayi dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans). Bantuan tersebut diberikan langsung Sekda RL, Drs Sudirman yang mewakili Bupti RL H Suherman SE MM, didampingi Plt Direktur RSUD Curup Almaini, SKM, dokter spesialias anak dr Yuli, Kabag Kesra H M Dait, SH, Ketua Bazda RL M Selamet, dan Dinsosnakertras RL. Pada kesempatan itu Sekda berharap bantuan yang diberikan ini mampu meringankan beban perawatan bayi kembar siam selama perawatan di RSUD Curup. \"Memang bantuan yang kita berikan jauh dari kata cukup tapi setidaknya mampu meringankan beban keluarga sang bayi. Kepada orang tuanya kita berharap tabah karena ini sesuatu yang tidak lazim terjadi di Rejang Lebong dan boleh dikatakan pertama kali terjadi di RL makanya kita harap kondisi kedua bayi ini dapat sehat selamat,\" saran Sekda. Kepada pihak RSUD Curup, serta dokter yang menangani sang bayi kembar siam dapat memberikan solusi jaminan kesehatan kepada bayi untuk perawatan lebih lanjut. \"Ya kalau nantinya memang disarankan untuk dirujuk demi keselamatan sang bayi kenapa tidak dilakukan. Dan kita nantinya juga akan berkoordinasi dengan pihak Provinsi Bengkulu untuk memberikan bantuan khususnya jika nantinya adanya rencana untuk dilakukan operasi,\" kata Sudirman. Sementara itu, dokter spesialis anak, dr Yuli SpA menerangkan, sejauh ini perkembangan kesehatan sang bayi dalam kondisi sehat dan sudah ada kemajuan.  \"Sejak dilahirkan, bayi kembar tersebut menggunakan selang oksigen untuk bantu pernapasan, kini salah satu bayinya sudah tidak lagi menggunakan selang oksigen. Selain itu juga berat badan bayi kembar siam ini juga  dalam kondisi stabil artinya tidak ada penurunan. Biasanya, kalu bayi lahir normal selama rentang waktu 2 minggu mengalami penurunan berat badan, namun untuk bayi kembar siam ini tidak ada perubahan berat badannya,\" ujar Yuli. Hingga kini, lanjut Yuli, pihaknya belum juga bisa berspekulasi mengenai rencana pemisahan badan bayi kembar siam.Karena kita masih harus menunggu hasil medis dari pihak ahli dan sejauh ini alat yang dimilik tidak memadai sehingga kepastian apakah perlu dilakukan operasi pemisahan harus kita rujuk ke Bengkulu.  \"Sejauh ini kalau dilihat secara USG memang yang berpotensi menyatu itu seperti  tali pusar. Yang jelas, secara umum kondisi bayi sehat dan sudah mulai bergerak aktif layaknya bayi normal,\" ungkapnya. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: